Pemilihan Raja Rimba telah berlalu. Terpilihlah untuk kesekian kalinya mahluk berbadan loreng dengan kuku tajam sebagai penguasa belantara dialah Mac sang Macan. Sebagai bentuk perayaan digelarlah lomba Drag Race yang boleh diikuti oleh semua hewan penghuni rimba itu. “Siapa saja boleh ikut, peraturannya seperti Drag Race pada umumnya dan saat pertandingan berlangsung peserta boleh melakukan apa saja untuk meraih kemenangan” jelas sang raja rimba. Peserta diwajibkan berlari mengitari lintasan yang telah ditentukan dan barang siapa yang berhasil mencapai garis finish pertama kali akan keluar sebagai pemenangnya. Namun satu hal yang membedakan Drag Race ini dengan yang lainnya karena bagi yang kalah akan mendapatkan hukuman berupa pengasingan dan akan dibuang keluar rimba.
            Papan pengumuman dipasang ditiap sudut hutan. “Ikutilah Drag Race berhadiah” selain pengumuman itu
pemberitahuan dari mulut ke mulut juga membuat berita itu cepat tersebar. Bagi yang berminat diwajibkan untuk mendaftar kepada Ayi si Ayam. Hari pertama pendaftaran dibuka datanglah keluarga Ular untuk mendaftarkan anggota termuda keluarga mereka. “Ssss…hei ayam cepat tulis nama anakku” Suara desis induk ular mengagetkan Ayi “Bbb…baik siapa namanya” Ayam itu nampak terbata dan ketakutan pada Ular itu. “Namaku Ul-ul” Jawab ular muda itu sembari mengibaskan ekornya. Keluarga Ular yakin bahwa pada Drag Race nanti Ul-ul lah yang akan keluar sebagai pemenangnya. Setelah tercatat pada daftar peserta keluarga Ular pergi meninggalkan Ayi.
            Di suatu tempat nampak para Semut pekerja memperbaiki gorong-gorong yang rencananya akan digunakan sebagai lintasan Drag Race. Diantara mereka ada yang sedang berbincang tentang siapa yang akan keluar sebagai pemenang Drag Race nanti. “Pastilah Kancrit yang menang…Kancil kan punya kaki yang panjang dan tenaga yang kuat” pernyataan itu segera dilemahkan oleh pekerja yang lain “Mana mungkin Kancrit bisa menang…kalo aku yakin bahwa Sisi lah yang akan menang”. Mendengar nama Sisi disebut dalam ajang Drag Race Semut lain segera mengolok-olok “apa!!! Nggak salah kamu jagoin Sisi??? Ahuahahaha mana mungkin Siput bisa lari mengalahkan hewan lain…ada-ada saja kau ini ahuahahahah”. Tawa para semut pekerja memecah kesunyian rimba belantara itu.
            Hari digelarnya Drag Race semakin dekat. Para hewan yang merantau pun pulang ke rimba kampung halaman untuk ikut memeriahkan acara tersebut. Lebay seekor lebah yang menjadi Bodyguard di metropolitan pun pulang dengan harapan bisa menjadi pemenang drag Race. “Lebay datang…lebih baik kalian tak usah ikut Drag Race kali ini daripada nanti kena sengatanku”. Lebay memang punya senjata andalan berupa racun yang bisa membuat korban sengatannya menjadi lebam dan gatal-gatal. Racun itu terdapat pada ujung tubuhnya.
Hari H telah tiba. Nampak berdiri di urutan peserta Lebay, Ul-ul, Sisi dan Kancrit. Bendera warna-warni dipajang berderet disepanjang lintasan. Lebay yang pulang dari kota mengenakan pakaian terbaiknya berupa kain kuning belang bergaris hitam. Ia nampak begitu Pede. Suara yang keluar dari kepakan sayapnya meraung layaknya motor 2 tak. Disampingnya berdiri Ul-ul dengan polah khas seekor ular yang selalu mendesis sambil sesekali mendekatkan gigi taringnya kearah Sisi yang sedari tadi Cuma bersembunyi dibalik cangkangnya yang keropos. Sisi memilih untuk diam dan tak menarik perhatian ia hanya berdoa agar diberikan kelancaran dan keselamatan selama Drag Race berlangsung. Sedangkan kancrit masih saja sibuk mengunyah daun sirih “Daun ini akan memberiku kekuatan berlari secepat kilat”
            “Siap semuanya?” Mac mengaum memberikan aba-aba bagi para peserta untuk memulai Drag Race. “Yak lari…haummm” kalimat pendek dari Raja Rimba tersebut ditanggapi langsung oleh lebay yang segera terbang memacu penuh kekuatan sayapnya. “Ngg…ng” suara kepak sayapnya memang mengendurkan semangat lawan. Ul-ul yang hafal betul seluk beluk hutan itu segera meliukkan tubuhnya agar tak kalah dari peserta lain. Kancrit tak kalah sigap, sekali jejak saja 2 meter berhasil dilewatinya. Namun berbeda dari yang lain Sisi malah terlihat santai dengan langkah pelan ia mengeluarkan kepala dari cangkangnya dan menyeret rumahnya yang kelihatan berat ditanggungnya. 
            Di tikungan pertama Lebay mulai mengeluarkan sifat buruknya, ia bersembunyi dibalik dedaunan menunggu datangnya Ul-ul. Begitu nampak kepala Ul-ul Lebay langsung menyengatnya “Adauww…kepalaku” Ul-ul nampak meringis kesakitan sedang Lebay malah tertawa dan berlalu meninggalkan lawannya yang tak kuat lagi meneruskan pertandingan. Kancrit pun tak kalah cerdik ia mencari getah pohon karet dan mengoleskannya pada daun jati. “Dengan senjata ini Lebay pasti akan terhenti langkahnya”. Benar juga raungan kepakan Lebay tak terdengar lagi kini, ternyata Kancrit telah berhasil menahan laju Lebay dengan getah pohon Karet tadi. “Huh…gagal deh jadi pemenang” ujar Lebay.
            Kini tinggal 2 peserta yakni Kancrit dan Sisi. Kancrit tak menganggap sisi sebagai lawan yang seimbang hingga ia memilih untuk bersantai sejenak di telaga yang terdapat di tengah lintasan “Biar saja Sisi jalan duluan…tak mungkin ia bisa jadi yang pertama mencapai garis finish”. Sementara itu 8 meter menjelang garis finish Sisi nampak berjalan pelan tak peduli sorakan penonton. Mendengar sorakan itu kancrit pun berniat menyudahi waktu santainya “Saatnya kini menjadi pemenang” ujarnya. “Hah…apa ini…kenapa badanku lemas dan kakiku mati rasa” Ternyata air telaga yang diminum Kancrit telah diberi bisa racun oleh Ul-ul sebelum pertandingan dimulai hingga tak bisa lagi dikonsumsi. Kancrit tak bisa meneruskan pertandingan tersebut dan keluarlah sisi sebagai pemenang Drag Race kali ini. Meski telah melakukan kecurangan untuk kemenangan namun ketiga peserta tadi malah kalah dan mendapatkan hukuman akibat kekalahan mereka. “Pemenang Drag Race kali ini adalah Sisi, haumm” Mac pun menyematkan mahkota kemenangan pada siput.