BAB I
PENGERTIAN PSIKOLOGI AGAMA
A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
1. Psikologi berasal dari perkataan yunani psyce yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara etimologi
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai
macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya ( ilmu jiwa ).
2. Secara
umum, psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.
3. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
4. Menurut plato dan Aristoteles
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari teentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
5. Menurut Clifford T. Morgan
6. Menurut H. Sumardi, MSI
Psikologi
adalah ilmu yang meneliti dan mempelajari sikap serta tingkah laku
manusia sebagai gambaran dari gejala jiwa yang berada di belakangnya.
7. Menurut Ricard H. Thouless
Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku pengalaman manusia.
8. Menurut Jalaluddin
Psikologi adalah imu yang mempalajari gejala jiwa manusia yanng normal, dewasa, dan beradab.
B. PENGERTIAN AGAMA
Agama
sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci.
Banyak para ahli yang berpendapat tentang arti agama, diantaranya :
1. Menurut Harun Nassution, arti agama berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi ( relege, religare ) dan agama. Dalam bahasa semit al-Din berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab, Agama ( Ad-din ) artinya hukum, ikatan, dan peraturan. Dalam bahasa latin kata religi ( relege ) berarti mengumpulkan dan membaca ;yang kemudian menjadi kata religare yang berarti mengikat.
2. Agama
adalah ikatan yang harus dipegang dan dipenuhi manusia. Ikatan adalah
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia yang tidak dapat ditangkap
keduanya, namun mampu mewarnai kehidupan.
3. Menurut
Harun Nassution, Agama harus mempunyai 4 aspek yaitu : (1). Kekuatan
gaib (2). Keyakinan terhadap kekuatan gaib (3). Respon (4). Paham adanya
yang kudus.
4. Menurut
Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan
atau Dewa- Dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan (
keyakinan tentang dunia lain
). Ia mendefinisikan agama adalah sikap /cara penyesuaian diri terhadap
dunia yang mencangkup acuan yang menunjukkan ingkungan lebih luas
daripada dunia fiisik yang terikat ruang dan waktu---the spatio-temporal
physical world ( dunia spiritual ).
C. PENGERTIAN PSIKOLOGI AGAMA
1. Menurut
Robert Thouless, Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang
bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan
mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan keagamaan.
2. Menurut
Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama meneliti dan menelaah
kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh
keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup
pada umumnya. Selain ittu juga mempelajaripertumbuhan dan perkembangan
jiwa agma pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
keyakinan tersebut.
3. Psikologi
agama merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah
laku mannusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama
yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia
masing-masing.
BAB II
RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN
PSIKOLOGI AGAMA
A. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI AGAMA
Sebagai
disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup
pembahasannya tersendiri yangg dibedakan dari disiplin ilmu yang
mempelajari maslah agama lainnya.
Pernyataan
Robert Thouless, memusatkan kajiannya pada agama agama yang hidup dalam
budaya suatu kelompok / masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada
pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan menggunakan psikologi.
Menurut Zakiyah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mengenai:
1. Bermacam-macam
emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan
beragama orang biasa ( umum ). Contoh : perasaan tenang, pasrah dan
menyerah.
2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. Contohnya: kelegaan batin.
3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati/ akhirat pada tiap-tiap orang.
4. Meneliti
dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang
berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya.
Semua itu tercangakup dalam kesadaran beragama (religious counsciousness) dan pengalaman agama ( religious experience ).
B. KEGUNAAN PSIKOLOGI AGAMA
Diantara
kegunaan psikologi agama yaitu sejalan dengan ruang lingkup kajiannya
telah banyak memberi sumbangan dalam memecahkan persoalan kehidupan
manusia kaitannya dengan agama yang dianutnya, perasaan keagamaan itu
dapat mempengaruhi ketentraman batinnya baik konflik itu terjadi pada
diri seseorang hingga ia menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya
maupun tidak.
Psikologi
agama dapat di manfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan seperti
dalam bidang pendidikan, psikoterapi dan dalam lapangan lain dalam
kehidupan.
Di
bidang industri, psikologi juga dapat dimanfaatkan. Misalnya, adanya
ceramah agama islam guna untuk menyadarkan para buruh dari perbuatan
yang tak terpuji dan merugikan perusahaan.
Dalam
banyak kasus, pendekatan psikologi agama, baik langsung maupun tidak
langsung dapat digunakan untuk membangkitkan perasaan dan kesadaran
beragama. Selain itu dalam pendidikan psikologi agama dapat difungsikan
pada pembinaan moral dan mental keagamaan peserta didik.
BAB III
SUMBER-SUMBER AGAMA
SECARA PSIKOLOGI
Menurut sejumlah penulis, ada yang berpendapat bahwa:
1. Manusia itu bersumber pada seksualitas atau kemalangannya dalam lingkungan yang tidak bersahabat,
2. Kemanunggalan dengan alam.
3. Proses pemikiran verbal mengenai masalah-masalah diniyah disekitarnya dan kompek moralnya sendiri.
Menurut
St.Anselm dari ketiga sumber tersebut, eksistensi Tuhan(adnya kekuletan
yang lebih menurutnya) dapat dibuktikan dengan penalaran. Dari semua
itu dapat kita simpulkan sumber-sumber psikologi agama berpengaruh
sosial, terdapat berbagai pengalaman, kebutuhan dan proses pemikiran.
St. Anselm dari Cantembury (1033-1109) diahirkan di Aosta (Italia), dididik oleh Benedictine, dan memasuki orde baru sekitar tahun 1060. Dia terkenal dan banyak dibicarakan karena argumen “ontologik”-nya
untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Teorinya tentang kebenaran dan
pemikiran filsafatnya pada umumnya bercorak Augustintan. Diantara
karangan-karangannya adalah Monologiwn; Prologiwn; De Veritale; dan Cui Deus Homo.
Beberapa klasifikasi faktor- faktor yang bisa menghasilkan sikap keagamaan, diantaranya:
1. Faktor sosial
Mencangkup
pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keagamaan, pendidikan orang
tua, tradisi-tradisi sosial, dan tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati
oleh lingkungan itu. Konsep psokologik yang erat hubungannya dengan
pengaruh tersebut disebut konsep sugesti.
2. Faktor alami dalam agama
Pada
umumnya anggapan tentang keindahan, keselarasan dan kebaikan dapat
dirasakan dalam dunia nyata memainkan peranan dalam membentuk sikap
keagamaan tersebut.
Ada
tiga jenis pengalaman diantaranya faktor yang memberi sumbangan
terhadap perkembangan sikap keagamaan; pengalaman mengenai dunia nyata,
mengenai konflik moral, dan mengenai keadaan-keadaan emosional tertentu
yang tampak memiliki kaitannya dengan agama.
Contoh
yang paling berpengaruh mengenai sikap negatif terhadap pengalaman aami
ini adalah terdapat pada ajaran Budha. Ada keterangann bahwa gautama
Budha hidup melewati masa kanak-kanak yang terkungkung di Istana ayahnya
dengan maksud agar dia terjaga dari pengalaman-pengalamanaspek negatif
dunia nyata.
3. Faktor kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan
bisa dikelompokkan secara garis besar menjadi empat: kebutuhan
keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga
diri, dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian.
4. Faktor penalaran/ pemikiran verbal dalam perkembangan sikap keagamaan
Ada
pendapat mengenai penalaran ini. Dalam banyak tulisan polemik mengenai
agama, bahwa faktor inni memainkan peranan lebih besar dalam pembentukan
pandangan keagamaan dibandingkan dengan apa yang ada pada umumnya
dipertimbangkan oleh setiap ahli psikologi.
terimakasih dengan data ini, saya sangat terbantu
BalasHapusPengertian Psikologi Agama ~ Blog Majid >>>>> Download Now
Hapus>>>>> Download Full
Pengertian Psikologi Agama ~ Blog Majid >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Pengertian Psikologi Agama ~ Blog Majid >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK LF
Bagus gan, apalagi kalo dikasih daftar pustaka yang lengkap
BalasHapus