Keberhasilan dalam proses pendidikan agama Islam dipengaruhi oleh beberapa komponen. Diantaranya meliputi tujuan pendidikan, subyek didik, pendidik, dan alat atau media pendidikan yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang melandasi pendidikan agama Islam. Adapun dalam menyampaikan pendidikan atau nilai-nilai pendidikan akhlak khususnya, dapat digunakan berbagai bentuk media.
Selama ini, dalam pendidikan formal, non formal maupun informal Pendidikan Agama Islam (PAI) sering disajikan kepada masyarakat dengan menggunakan media buku-buku teoritis yang bila dicermati dari sudut pandang pembacanya sangat menjenuhkan dan kurang menggugah simpati. Tulisan yang hanya menggunakan analisis ilmiah akan terasa kering. Berbeda dengan tulisan yang diwarnai dengan bahasa-bahasa metafora (perumpamaaan). Menjawab kejenuhan dan kebosanan masyarakat dapat digunakan media alternatif yang dapat mencerahkan dan tidak tampak menggurui dan sekaligus menghibur.
Media alternatif itu adalah melalui seni budaya, baik itu seni sastra maupun seni musik. Dalam hal ini berupa lirik lagu, yang dalam penyampaian nilai-nilai ataupun norma-norma sifatnya lebih halus. Maka dari itu seni musik dapat dijadikan sebagai salah satu media pendidikan, karena di dalam seni musik terdapat lirik lagu yang merupakan karya sastra yang di dalamnya terdapat muatan pesan (amanat) yang mengajak pendengarnya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral/akhlak.
Saat ini pendidikan terus menghasilkan inovasi pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman. Pendidikan tidak lagi identik dengan sekolah. Ia dapat dilakukan melalui media edukatif yang dapat diakses secara luas. Salah satu media tersebut adalah seni. Dalam hal ini, seni bisa berupa seni musik dan seni sastra seperti novel, cerpen, puisi dan syair/lirik lagu. Seni bersifat kontemporer sehingga bisa menjelajahi ruang dan waktu hingga mengantarkan pembaca atau pendengarnya pada masa lalu, masa kini, dan masa depan. Pembaca sastra dapat terperangkap dalam kisah, konflik, dan alur yang dibangun oleh pengarangnya. Sastra juga mampu menimbulkan rasa haru, mambantu identifikasi diri, dan menimbulkan kepuasan estetis bagi pembaca ataupun pendengarnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa karya sastra dapat mengkombinasikan sisi pengajaran dan hiburan.
Bicara tentang pendidikan yang kreatif dan inovatif, maka tidak ada salahnya jika membahas seni sebagai alternatif lain dalam pembelajaran akhlak. Di antaranya melalui lagu-lagu popular sebagai hiburan atau kesenangan yang digandrungi di seluruh dunia. Baik oleh kaum pria-wanita, tua-muda sampai anak-anak (Yusuf Al-Qardlawy: 2001: 33).  Maka sering kita temukan dalam dunia pendidikan sejak tingkat kanak-kanak/dasar hingga tingkat lanjutan (dewasa) yang menggunakan media seni musik. Sebab anak-anak maupun remaja pada umumnya senang dengan musik. Musik mengandung seni sastra yang terdapat pada syair/lirik lagu yang digunakan untuk menyampaikan isi pesan moral/amanat.
Sejarah menyebutkan bahwa para Wali Songo yang giat mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru nusantara, merupakan tokoh-tokoh yang mengemas ajaran-ajaran dakwahnya ke dalam tembang, syair, hingga permainan anak-anak. Dari segi ini, pendidikan akhlak melalui seni-budaya bukanlah sesuatu yang tak ada jejaknya di ruang-ruang sejarah bangsa ini.