mengkritisi fenomena pendidikan sekarang ini 
oleh samsul majid(mahasiswa sekolah tinggi agama islam walisembilan semarang)
wacana dari seorang anak desa



masih teringat jelas di ingatanku ketika aku masih kecil ketika bapakku mengajarkan aku untuk belajar yang sungguh-sungguh agar jadi anak yang pandai. tapi hal itu dizaman sekarang ini malah disalahartikan ketika orang tua memberikan wejangan kepada anaknya justru belajarlah agar nilaimu bagus.
hal itu tidak bisa kita pungkiri, semakin berkembangnya zaman, persaingan semakin ketat, gengsi naik dan tidak mau dianggap remeh oleh orang lain. bisa kita lihat yang nyata dalam lingkungan kita. para orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di sekolahan yang mahal, bahkan bisa dikatakan sekolah kaum konglomerat, walaupun dirinya melarat.
gengsi dan harga diri dijunjung tinggi-tinggi tanpa melihat status dan jati dirinya sendiri. orang tua yang selalu di didepan dengan alibinya dan membawa alasan anak yang minta, padahal jika dibuktikan tidak seperti itu. jika lama kelamaan hal ini dijalankan, suatu saat pendidikan indonesia akan hancur oleh karena keegoisan orang tua yang menekan anak untuk memenuhi egonya tersebut.

pendidikan sekolah diartikan sebagai wadah/tempat untuk mencari ilmu pengetahuan, akan tetapi sekarang telah disalah gunakan pengertiannya menjadi pendidikan sekolah sebagai ajang untuk mempoeroleh nilai semata.

kenapa bisa begitu ?


coba introspeksi diri kita masing-masing untuk melihat apa yang terjadi pada kita, saudara-saudara kita, ataupun tetangga-tetangga kita. mayoritas dari kita belajar untuk mendapatkan nilai. hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
  • dari diri siswa itu sendiri. siswa takut dicela teman-temannya karena nilainya jelek sehingga dia berusaha dengan cara apapun untuk mendapatkan nilai bagus. sehingga banyak dari siswa siap membuat jimat kalau mau ujian (alias contekan yang dibuat di kertas kecil). siap dengan pulsa banyak untuk sms ataupun telfon untuk minta bantuan dan lain sebagainya. dan yang paling mengejutkan lagi seorang siswa taupun mahasiswa tidak pernah belajar di hari-hari bisa, akan tetapi ketika esok hari ujian malam hari belajar sampai larut malam dan bahkan tidak tidur dikarenakan takut dan mengejar ketinggalan belajar karena setiap hari dia tidak belajar. ini merupakan cara belajar yang salah dan harus ditinggalkan.
 
  • dari orang tua. orang tua selalu menekan anaknya agar mendapat nilai bagus semua. padahal secara psikologis siswa yang tertekan maka dia tidak akan konsentrasi dalam pelajarannya dan dia kan terus merasa takut jika tidak dapat mencapai target dari orang tuanya tersebut.
  • dari guru atau sekolahannya tempat ia belajar. sekolah sekarang berlomba-lomba mendapatkan murid yang banyak dan tempat dihati orang-orang dengan peringkat lulus 100%, mendapatkan nilai tertinggi diantara sekolah yang lain ataupun yang lainnya bahkan ada yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hal tersebut. hal itu dikarenakan juga oleh pemerintah yang membuat aturan bahwa kenaikan atau kelulusan siswa di beri minimal nilai.
inilah wacana singkat dari paradigma pendidikan dizaman sekarang, tinggal kita sebagai masyarakat yang sadar hukum, juga yang prihatin atas kondisi pendidikan saat ini untuk berbenah dimulai dari diri kita sendiri dengan hal-hal yang sederhana. diantara belajar tiap hari tanpa harus menunggu perintah belajar, tanpa harus menunggu ada tugas ataupun ada PR yang ditugasklan kepada siswa atau mahasiswa.. niatilah belajar kita untuk menghilangkan kebodohan sesuai undang-undang diindonesia bahwa tujuabn dari pendidikan adalah mencerdaskan anak bangsa. sebagai orang tua yang bijak harus mengontrol anaknya bermain dan memmberikan reward dan punishment (penghargaan dan hukuman) yang mendidika anak tersebut, tidak hanya menuntut, akan tetapi membantu proses dari belajar anak tersebut. juga untuk para pelaku pendidik seharusnya memberikan dukungan yang baik tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat luas.


diakhir kata saya sebagai penulis wacana sederhana ini menyampaikan " dont study to knowing but study to understanding"

jika ada komentar silahkan berikan dengan bahasa yang sopan dan masukan atau kritikan atas tulisan ini sangat kami butuhkan.

atau kirim di email saya : majidsamsul@gmail.com