Belum genap sehari isi pulsa, saldo di HP pak Helmy terkuras
habis. Lalu siapa yang memakai HP nya. Pak Helmy merasa belum memakai pulsa
itu, istrinya juga tidak, apa mungkin Lita yang menghabiskan pulsa bapaknya?. “Lita
Cuma SMS sekali kok pak” Lita segera memberikan pembelaan diri takut nanti
dituduh menghabiskan pulsa bapaknya. SMS memang hanya dikenakan biaya sebesar
Rp 300 sedang menurut pengakuan pak Helmy ia baru saja melakukan pengisian
sebanyak Rp 20.000. Wah kalau mereka semua tidak memakai pulsa sebanyak itu apa
mungkin ada tuyul yang iseng main HP.
“Maaf saldo yang
anda miliki tidak cukup untuk melakukan panggilan ini” Suara operator itu
mengagetkan pak Helmy. “Loh…padahal aku sama sekali belum memakai pulsa untuk
telephon ataupun SMS” Lelaki itu nampak kebingungan mengetahui pulsanya amblas
tanpa sisa. “Wah kalau begini caranya aku rugi dong” Pak Helmy garuk-garuk
kepala meskipun tak merasakan gatal. Ia yakin benar bahwa pengisian pulsa tadi
berhasil.
Keluarga pak Helmy terdiri
atas 3 orang yakni pak Helmy, istrinya ibu Mutia dan anak perempuan mereka yang
bernama Lita. Ketika orang tuanya pergi bekerja, Lita memanjakan dirinya di
depan TV. Meskipun sedang iklan Lita enggan beranjak dari tempat duduknya.
Suatu saat di layar kaca itu nampak iklan SMS konten “Ketik REG spasi KI HEBAT
spasi NAMA ANDA” Menurut bintang iklan tersebut jika mengirimkan SMS ke nomor
yang tertera maka si pengirim akan mengetahui nasibnya di kemudian hari dan
bisa mencegah bencana yang akan terjadi berkat bantuan Ki Hebat. Memang
ahir-ahir ini SMS semacam itu sedang marak di TV meskipun harus mengeluarkan
pulsa yang lebih banyak dari SMS biasa namun nampaknya SMS Konten semacam itu
tetap mempunyai penggemar setia.
Iklan tersebut
menarik perhatian Lita. Perempuan kecil itu pun berniat mengirim SMS ke nomor
yang tadi sudah dicatatnya. “Nanti kalau bapak pulang aku mau SMS pakai HP
bapak”. Lita penasaran ingin mengetahui nasib yang akan dialaminya dan ia pun
tak sabar menunggu kedatangan bapaknya pulang dari kantor. Lita beranggapan
bahwa Ki Hebat adalah orang yang super hebat dan super ampuh karena bisa
mengetahui apa yang akan terjadi nanti. “Kalau tahu apa yang akan terjadi kan aku bisa bersiap,
jadi musibah tak bisa lagi mendekat…musibah good bye” Putri pak Helmy
benar-benar sudah tak lagi memakai akal sehat. Mana mungkin manusia bisa
mengetahui hal apa yang kan menimpa seseorang.
Saat bapaknya
sedang istirahat Lita melihat HP yang dinantinya tergeletak di sudut meja ruang
tamu. Tanpa pikir panjang dan tanpa minta izin Lita segera menyahut HP itu.
”Tak lama lagi aku akan mengetahui nasibku” Lita nampak tersenyum sendiri
sambil memegangi HP bapaknya. “Pesan terkirim” Sebuah laporan terbaca bahwa SMS
yang dikirim Lita telah berhasil dikirim ke nomor Ki Hebat.
Selang beberapa
saat kemudian HP yang dipegangi Lita berbunyi, nampaknya ada SMS masuk. Dag dig
dug…jantung Lita berdegup “Nasib apa ya yang nanti akan terjadi padaku”.
Ternyata benar SMS itu merupakan balasan dari Ki Hebat. “Kamu harus hati-hati dan
meruwat tubuhmu jika tidak ingin celaka” Begitu balasan yang tertera pada layar
HP berwarna itu. “Aaaa….aku takutt”. Buru-buru Lita mengembalikan HP bapaknya
itu ke tempat asalnya. HP yang daritadi ditunggunya kini malah dianggap barang
yang menakutkan. “Cringgg…cringgg” HP pak Helmy berdering pertanda ada telephon
masuk. Pak Helmy yang sedang ganti baju menyuruh anak perempuannya untuk
mengangkat HP tersebut “Nak tolong kamu angkat dari siapa tuh” Bukannya
mengangkat Hp itu Lita malah berjingkat menjauh.
Sekuat tenaga Lita
berlari menuju kamar. SMS dari Ki Hebat tadi membuat Lita merasa ketakutan dan
selalu diliputi rasa was-was. Putri pak Helmy itu tak mau keluar kamar. “Kalau keluar
kamar aku bisa celaka…aku bisa terkena air panas…aku bisa tertabrak mobil…aku
nggak mau…aku harus dikamar terus biar aman dari bahaya” Lita menggigil
ketakutan membayangkan berbagai hal yang
akan menimpanya jika tidak ruwatan dulu seperti yang disarankan Ki Hebat.
Saat makan malam
pak Helmy dan ibu Mutia sudah menunggu lama tapi putri mereka tak kunjung
keluar dari kamarnya. “ Tok tok tok..nak kamu nggak makan” Dengan suara lirih ibu Mutia menghampiri
anaknya. “Aku makan di dalam kamar saja bu’” Ujar Lita. Melihat perilaku
putrinya yang tak wajar bu Mutia pun mengucap salam dan masuk ke kamar anaknya.
Setelah sampai di dalam ia menanyai Lita “Kok makan di kamar kan bukan tempatnya nak???”. Lita yang masih
nampak ketakutan menjawab pertanyaan ibunya “Aku takut kena bencana bu’ kalo
belum diruwat” Lita menjawab dengan polosnya.
Bu Mutia pun
berhasil membujuk anaknya untuk keluar kamar dan meminta kepada suaminya untuk
menjelaskan perihal bencana dan ruwatan kepada Lita. “Yang namanya bencana itu
datang dari Allah nak…jadi meskipun kamu di dalam kamar atau dalam tempat yang terbuat
dari baja kalo Allah berkehendak tetap saja kau akan terkena bencana”. “Kok
tiba-tiba kamu bicara tentang bencana ada apa nak?”. Mendapat pertanyaan
semacam itu dari bapaknya maka Lita menceritakan yang sebenarnya kepada otang
tuanya.
“Ya Allah nak
mengapa kamu percaya pada Ki Hebat”. Pak Helmy menjelaskan bahwa nasib itu
hanya Allah saja yang tahu. “Trus kalau ruwat itu apa pak??” Lita nampaknya
masih kepikiran isi SMS tadi. “Kalo dalam Islam itu nggak ada nak yang namanya
ruwatan….itu hanya akal-akalan setan saja untuk membodohi manusia”. Lita
mengerti dan merasa tenang bahwa sebetulnya sama sekali tak ada hubungan antara
nasib dan ruwatan dan percaya hal itu merupakan pemikiran yang salah.
“Sebentar….berarti
kamu kirim SMS Konten Ki Hebat ya Lita?”. Pak Helmy melihat ada hubungan antara
pemakaian ketakutan Lita dengan peristiwa hilangnya pulsa. Ia tahu persis bahwa
untuk mengirim SMS konten semacam itu menjadikan pembengkakan biaya. Rp 2000
yang seharusnya bisa untuk mengirim 10 SMS ke nomor biasa habis dalam satu
pengiriman ke nomor layanan SMS konten. Selama layanan itu belum di UNREG atau
dihentikan maka pulsa juga akan terus tersedot saat menerima SMS. Tak bisa
mengelak Lita dari pertanyaan bapaknya “Eh…eh…iya pak, makanya pulsa bapak
habis karena kupakai mengirim SMS itu”. Lita menunduk lesu dan merasa malu
karena telah tertipu SMS bohong itu dan menyebabkan pulsa bapaknya
habis.”Sebagai hukumannya kamu tidak bapak beri uang jajan selama 3 hari”.
0 komentar:
Posting Komentar