BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Mutu pendidikan sangat erat
kaitannya dengan kualitas guru. Kunci keberhasilan suatu pembelajaran, sangat
dipengaruhi dan ditentukan oleh kualitas guru pengajarnya. Oleh karena itu,
usaha peningkatan mutu pendidikan perlu ditekankan pada upaya peningkatan
profesionalisme guru.
Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan, sebagai seorang guru, peneliti menemukan dan mengalami banyak
sekali hambatan. Dari hasil ulangan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian Organisasi, dari 30 siswa
yang berhasil mendapat nilai tuntas ke atas hanya 7 anak atau 23,33 %.
Ketidakberhasialn ini menjadi sebuah
tantangan bagi penulis untuk menemukan penyebab mengapa hal ini bisa terjadi.
Dari hasil refleksi, diskusi dengan teman sejawat dan supervisor penulis
menemukan satu penyebab; yaitu pemahaman siswa tentang materi pokok organisasi
masih sangat rendah.
Dan siswa yang menjadi objek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Teluk 1 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2008/2009.
Mengingat pendidikan memiliki
peranan sangat penting dalam kaitannya dengan lingkungan kehidupan anak. Untuk
keberhasilan pembelajaran, maka penulis khususnya mengubah tingkah laku siswa
dalam berfikir dan bertindak. Faktor keberhasialn dalam belajar mengajar
menurut Rohman Noto Wijaya (1985 : 6) dipengaruhi antara lain :
1.
Dari siswa
sendiri sebagai pelaku utama dalam proses belajar mengajar.
2.
Guru
sebagai pengelola proses belajar mengajar dengan segala keunikannya.
3.
Tujuan
pengajaran yang menjadi sasaran pencapaian dari proses belajar mengajar.
4.
Bahan
pengajaran yang menjadi sasaran pencapaian dari proses belajar mengajar.
5.
Kemudahan
untuk mencapai bahan pengajaran.
6.
Suasana
sekitar pada waktu belajar.
Untuk tercapainya keberhasilan
pembelajaran, maka keenam faktor tersebut di atas, harus dipenuhi berdasarkan
latar belakang tersebut peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
pola Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan dalam dua siklus
perbaikan pembelajaran.
1. Identifikasi Masalah
Pada saat pelaksanaan pembelajaran
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan materi pokok
organisasi Kelas V Semester II SD Negeri Teluk 1, ternyata dalam pelaksanaannya
tersebut guru mengalami beberapa hambatan yang mempengaruhi pada keberhasilan
siswa.
Hal ini terlihat dari hasil tes
formatif yang dicapai siswa yang sebagian besar belum mencapai target
ketuntasan. Dari 30 siswa hanya 7 siswa (23,33 %) diantaranya yang memenuhi
target ketuntasan, sedangkan 23 siswa (76,67 %) siswa belum memenuhi hasil yang
memuaskan.
Selama proses pembelajaran
berlangsung, sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, ada yang
berbicara dengan teman sebangkunya, ada yang memperhatikan suasana di luar
kelas, ada siswa yang kelihatannya memperhatian akan tetapi pandangannya
kosong, atau bahkan melamun, pada saat guru melontarkan pertanyaan siswa kaget
dan tidak merespon dengan jawaban yang diharapkan guru.
Dari refleksi dan analisis hasil tes
formatif yang diperoleh guru, maka peneliti mendiskusikan dengan teman sejawat
maupun supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa
masalah yang terjadi dalam pembelajaran, antara lain :
a.
Rendahnya
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn
b.
Siswa
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
c.
Perhatian
siswa tidak terpusat pada materi pelajaran
d.
Siswa
belum berani bertanya
e.
Siswa
kurang tertarik terhadap materi yang disajikan guru
f.
Siswa
kurang memperhatikan penjelasan guru
2. Analisis
Masalah
Dari hasil diskusi dengan teman
sejawat dan bantuan supervisor diketahui bahwa analisis masalah pembelajaran
yang perlu diungkap adalah :
a.
Penggunaan
metode pembelajaran yang bervariasi untuk memperjelas informasi dari kompetensi
dasar pengertian organisasi
b.
Penggunaan
media pembelajaran yang efektif dan konkrit sebagai motivasi dalam pelaksanaan
pembelajaran
Masalah tersebut muncul karena ada 3
faktor yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung dari pra siklus,
siklus I diteruskan hingga siklus II sebagai berikut :
1.
Sebagai
guru mungkin kurang konsentrasi dalam melaksanakan proses pembelajaran meskipun
telah dipandu oleh rencana pembelajaran yang ada.
2.
Rencana
pembelajaran yang dibuat belum sesuai dengan panduan pembuatan rencana
pembelajaran.
3.
Guru
kurang memperhatikan perlunya media pembelajaran untuk memperjelas informasi
dari materi tentang organisasi.
Berdasarkan pengalaman sebagai guru,
penyampaian materi dapat menggunakan metode yang bervariasi disertai alat
peraga atau media pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan
disampaikan. Para siswa termotivasi apabila
guru juga senantiasa bervariasi dalam veting di kelas karena seusia anak SD
kelas V variasi suatu kegiatan akan menimbulkan semangat dan keingintahuan yang
mendalam pada kegiatan tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di
atas, maka yang menjadi fokus perbaikan adalah “Bagaimana cara menggunakan metode
pembelajaran yang berfariasi berupa metode demonstrasi, tugas, dan media yang
efektif agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pokok organisasi kelas V SD Negeri Teluk 1,
Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang di
atas, maka tujuan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
adalah mencari cara yang efektif dalam meningkatkan pemahaman dan penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran PKn dengan materi pokok Organisasi Kelas V SD
Negeri Teluk 1, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, adapun tujuannya untuk :
1.
Mendeskripsikan
dampak penggunaan media pembelajaran berupa bagan, serta dampak setelah siswa
melihat langsung contoh – contoh organisasi dan cara – cara pembentukannya.
2.
Mendeskripsikan
dampak penggunaan metode yang bervariasi yaitu metode demonstrasi dan tugas
dalam pembelajran terhadap hasil belajar siswa.
D. Manfaat Perbaikan
Keberhasilan pembelajaran
ditunjukkan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa, atau tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dinyatakan dengan nilai yang
diperolehnya melalui kegiatan evaluasi. Melihat hasil perolehan tes formatif
menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn
materi pokok organisasi, maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sehubungan dengan hal tersebut di
atas, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai manfaat yang cukup besar, baik
bagi guru, pembelajaran, maupun bagi sekolah.
1. Manfaat Bagi Guru
a.
Untuk
membantu memperbaiki pembelajaran, karena dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelasnya.
b.
Hasil
penelitian juga bermanfaat bagi guru yang lain karena dengan penelitian
tersebut guru dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan sendiri untuk menuju
pembelajaran yang lebih baik.
c.
Guru dapat
berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai
dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
d.
Guru
mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan sendiri. Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan sendiri yang
ditemukan orang lain, namun ia sendiri perancang dari teori dalam perbaikan
pembelajaran.
2. Manfaat
Bagi Pembelajaran Siswa
a.
Meningkatkan
hasil belajar siswa
b.
Menanamkan
sikap kritis bagi siswa terhadap hasil kerja sendiri
3. Manfaat
Bagi Pendidikan
a.
Membantu
sekolah untuk berkembang dan mampu membuat perubahan/perbaikan pada diri pada
guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswanya. Ini menunjukkan
betapa erat hubungan antara perkembangan sekolah dengan kemampuan guru.
b.
Berbagai
strategi/teknik pembelajaran yang dihasilkan di sekolah ini dapat disebarkan ke
sekolah lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada kajian pustaka
yang merupakan landasan dalam merencanakan atau melaksanakan tindakan perbaikan
pembelajaran sebagai atau yang menjadi rujukan dalam membahas hasil penelitian
adalah sebagai berikut :
Paradigam Baru PKn di SD
Apa dan mengapa
perlu mengembangkan paradigma baru PKn ? Perlu dibatasi terlebih dahulu bahwa
dalam konteks ini, paradigma berarti suatu model atau kerangka berfikir yang
digunakan dalam proses pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Sejalan dengan dinamika
perkembangan kehidupan berbangsa, bernegara yang ditandai oleh semakin
terbukanya persaingan antar bangsa yang semakin berat, maka bangsa Indonesia mulai
memasuki era reformasi diberbagai bidang menuju kehidupan masyarakat yang lebih
demokratis.
Dalam masa transisi
atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani (civil society).
Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu atau mata pelajaran di
persekolahan perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat yang sedang berubah. Proses pembangunan karakter bangsa (national
character building) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat
prioritas, perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi
negara RI. Pada hakekatnya proses pembentukan karakter bangsa kembali dirasakan
sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan tentunya memerlukan pola pemikiran
atau paradigma baru.
Tugas PKn dengan paradigma
barunya mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tugas tiga fungsi pokok,
yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civil intelligence),
membina tanggungjawab warga negara (civil participation).
Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga
negara yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melainkan juga di dalam
dimensi spiritual, emosional dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan
multidimensional.
Untuk mengembangkan
masyarakat yang demokratis melalui pendidikan Kewarganegaraan diperlukan suatu
strategi dan pendekatan pembelajaran khusus yang sesuai dengan paradigma baru
PKn, sehingga diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.
Dapat
memahami kebutuhan kualitas WNI yang demokratis
2.
Mampu
membelajarkan PKn untuk kewarganegaraan yang demokratis
Menguasai paradigma baru PKn baik tentang kualitas warga
negara yang demokratis maupun pembelajaran untuk mengembangkan warga negara
yang demokratis penting bagi calon guru dan atau guru – guru yang sering
mengalami kesulitan dalam memilih dan menyusun materi serta menentukan model
pembelajaran yang cocok untuk pokok bahasan tertentu. Keunggulan dari paradigma
baru PKn dengan model pembelajarannya tak dapat disangkal lagi dipandang dari
pemikiran pendekatan pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar siswa
aktif (active students learning) dan pendekatan inkuiri (inquiry
approach). Model pembelajaran PKn dengan paradigma baru memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1.
Membelajarkan
dan melatih siswa berfikir kritis
2.
Membawa
siswa mengenal, memilih dan memecahkan masalah
3.
Melatih
siswa dalam berfikir sesuai dengan metode ilmiah dan ketrampilan sosial lain
yang sejalan dengan pendekatan inkuiri
Dengan memahami dan menguasai materi ini diharapkan guru
akan terbantu dan tidak mengalami kesulitan lagi dalam menguasai materi dan
pembelajaran PKn yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat saat ini.
Dengan demikian, kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran PKn menjadi
semakin kaya.
Implikasi lebih lanjut, para siswa akan semakin
menyenangi belajar PKn karena gurunya memiliki kemampuan yang memadai. Dengan
kata lain, para siswapun akan sangat terbantu dalam proses belajarnya sehingga
guru akan mendapat sambutan yang positif dari para siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek
Penelitian
1. Tempat dan
Waktu Pelaksanaan
a. Tempat
Tempat
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKn dengan materi pokok organisasi,
dilaksanakan di kelas V SD Negeri Teluk 1, Kecamatan Karangawen, Kabupaten
Demak.
b. Waktu
Pelaksanaan
1.
Selasa, 10
Maret 2009 pelaksanaan Siklus I
2.
Selasa, 17
Maret 2009 pelaksanaan Siklus II
2. Karakteristik
Ssiswa
SD Negeri Teluk 1, Kecamatan
Karangawen, Kabupaten Demak terletak diantara persawahan dan perkampungan
mempunyai halaman yang luas, namun jauh dari keramaian kota.
Rumah atau tempat tinggal mereka
menyebar di wilayah Desa Padang. Jarak dari rumah menuju ke loksi sekolah cukup
jauh. Mereka berangkat ke sekolah dengan bersepeda, namun ada juga yang
berjalan kaki bahkan sebagian besar siswa yang berjalan kaki karena mereka
dibesarkan dan berasal dari keluarga yang tidak mampu dan SDMnya rendah. Orang
tua mereka sebagian besar bekerja sebagai petani dan juga buruh bangunan.
Bahkan banyak pula anak – anak yang
ditinggalkan oleh orang tuanya merantau ke luar negeri, mereka ikut nenek atau
saudaranya sehingga dengan kondisi yang demikian ini menyebabkan tingkat
kesadaran belajar siswa rendah. Akibatnya ketuntasan belajar siswa kelas V SD
Negeri Teluk 1 Semester II yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa
laki – laki dan 16 siswa perempuan tidak tercapai.
B. Deskripsi Per Siklus
Sesuai dengan masalah yang dihadapi
siswa, yaitu rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn
materi pokok Organisasi, maka peneliti membuat prosedur khusus dalam menyusun
rencana perbaikan pembelajaran. Langkah – langkahnya adalah perencanaan terdiri
dari 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi.
1. Siklus
I
a. Perencanaan
1.
Mengidentifikasi
dan merumuskan masalah
2.
Merancang
pembelajaran
3.
Merancang
prasarana pembelajaran
b. Pelaksanaan
1.
Memberikan
apersepsi
2.
Guru
menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan gambar – gambar dan bagan
3.
Guru
memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan
4.
Guru
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi pelajaran yang
dianggap belum jelas
5.
Guru
memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara kelompok
6.
Guru
bersama siswa membahas hasil kerja kelompok kemudian menyimpulkan materi
7.
Siswa
mengerjakan soal tes formatif
8.
Guru
menilai dan menganalisa hasil tes
9.
Guru
memberikan Pekerjaan Rumah (RP)
c. Pengamatan
1.
Teman
sejawat atau observer mengamati aktivitas guru selama proses pelajran
(terlampir)
2.
Teman
sejawat (observer) mengamati aktivitas siswa selama proses pelajaran
(terlampir)
d. Refleksi
Setelah melakukan kegiatan
pembelajaran ternyata guru masih mengalami beberapa masalah yang sangat
berpengaruh bagi keberhasilan siswa dalam memahami materi ini. Hal ini terlihat
pada hasil tes formatif siswa yang belum mencapai target ketuntasan.
Sebagian siswa ada yang kurang
memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran berlangsung, bahkan guru
berkomunikasi dengan satu arah saja. Akibatnya siswa jadi bosan, malas dan
tidak aktif, akhirnya ketika guru melontarkan pertanyaan, siswa tidak dapat
menjawab sesuai dengan yang diharapkan guru. Pada akhir pembelajaran guru
memusatkan untuk kegiatan evaluasi tanpa memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya, guru kurang bisa membangkitkan motivasi siswa yang mengakibatkan
siswa kurang tertarik pada materi yang diberikan oleh guru.
Sehubungan dengan hasil di atas dan
untuk menumbuhkan kreativitas siswa, kiranya guru perlu mencoba mengadakan
pembelajaran di luar kelas guna memberi kesempatan bagi siswa untuk
berinteraksi dengan lingkungan.
Oleh karena itu, peneliti
menindaklanjuti dengan membuat perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus
yang kedua.
2. Siklus
II
a. Perencanaan
1.
Mengidentifikasi
dan merumuskan masalah dari refleksi pembelajaran Siklus I
2.
Merancang
pembelajaran dengan mengadakan perubahan pada proses pembelajaran yaitu merubah
metode mengajar dari yang monoton menjadi bervariasi, penggunaan media mengajar
yang lebih optimal.
b. Pelaksanaan
1.
Memberkan
apersepsi
2.
Melakukan
tanya jawab tentang contoh – contoh organisasi
3.
Guru
menjelaskan materi pelajaran secara pelan kemudian memberi contoh cara
membentuk sebuah orgnanisasi kelas, yaitu dengan membentuk kelompok belajar di
kelas
4.
Guru
bersama siswa keluar kelas menuju ke ruang kantor guru dan ruang UKS untuk
mengamati secara langsung bentuk organisasi yang ada di sekolah
5.
Siswa
mengamati dan mencatat bentuk – bentuk bagan dan contoh – contoh organisasi
yang ada di sekolah
6.
Guru dan
siswa membahas hasil kerja kelompok kemudian menyimpulkan materi
7.
Siswa
mengerjakan tes formatif
8.
Guru
menilai dan menganalisa hasil tes
9.
Guru
memberikan Pekerjaan Rumah (PR)
c. Pengamatan
1.
Observer
mengamati guru pada saat proses pembelajaran berlangsung (indikator
instrumennya terlampir)
2.
Observer
mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung (indikator
instrumennya terlampir)
3.
Observer
mengamati hasil tes siswa ternyata dari 30 siswa yang nilai rata – ratanya di
atas 75 atau sama dengan 93,33 %
d. Refleksi
Setelah guru melakukan proses
pembelajaran ternyata masih ada siswa ayng kurang memahami materi pelajaran
terutama dalam menjelaskan tugas – tugas dari kepengurusan organisasoi.
Ini terjadi karena guru aktif sendiri
dengan metode demonstrasinya padahal ada sebagian siswa yang bermain – main
sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
Guru kurang bisa mengontrol kegiatan siswa sehingga
media hanya digunakan oleh anak – anak yang aktif saja. Sedangkan anak yang
kurang aktif tidak pernah mendapat kesempatan untuk mencobanya.
Motivasi guru kurang merangsang
aktivitas siswa, buktinya masih ada siswa yang malas – malasan mengikuti
kegiatan.
Namun setelah guru menerapkan diskusi
dan demonstrasi yaitu dengan mengajak siswa menuju ruang kantor dan UKS, siswa
tertarik dan aktif dalam mengikuti pelajaran, sehingga pada akhirnya pelajaran
hasil tes formatif, belajar siswa sudah ada peningkatan sesuai yang diharapkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dengan
urutan sesuai dengan tujuan penelitian berupa hasil pengolahan data setiap
siklus disertai sajian data dalam bentuk tabel, grafik serta penjelasannya
adalah sebagai berikut :
A. Deskripsi Per Siklus
1. Perencanaan
a.
Melakukan
refleksi, diskusi dengan teman sejawat dan konsultasi dengan supervisor untuk
menentukan masalah pembelajaran yang akan diperbaiki
b.
Menyusun
rencana perbaikan dan lembar observasi
c.
Merancang
sarana dan prasarana untuk pembelajran PKn materi pokok organisasi
2. Pengamatan
1.
Observer
mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada cara menyampaikan materi
pelajaran
2.
Observer
mencatat temuan – temuan selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan
masalah yang dihadapi yaitu rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pokok organisasi, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran
3. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan
observer pada pra siklus mata pelajaran PKn Kelas V Semester II SD Negeri Teluk
1. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari 30 siswa hanya ada 7 siswa yang tuntas
dengan nilai rata – rata 75 ke atas sama dengan 23,33 %. Pada siklus I ada
peningkatan yaitu dari 30 siswa ada 16 siswa yang tuntas dengan nilai rata – rata
75 ke atas atau sama dengan 53,33 %.
4. Hasil
Pengolahan Data
untuk PTK lengkap sms ke +6285641211883 (majid)
atau kirim email ke : majidsamsul@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar